Aku laksana Air
yang tergenang dikubangan-kubangan kehidupan
dilautan.... dihamparan pesawahan,... dikain jemuran
dan didahi para kuli-kuli bangunan
dan didahi para kuli-kuli bangunan
Hingga sang terik membakarku
Lalu........
Aku melejit mengangkasa..
Menghilang.. namun ada.
jadilah bersama segerombolan tentara
kami menungu titah sang kuasa
untuk terjun membahana
Entah dimana kami akan menghujam hantam
Membasuh tanah yang kering kerontang
Gemuruh dan gelap pertanda kedatangan kami
Sumpah serapah dan doa dilantunakan untuk kami
Lalu ditandai Kilat yang Menyala dan Gemuruh hari Lintar yang memecah kesunyian
Kami tiba . . .. . . diladang gersang......
dihamparan pesawahan, dipegunungan
dijalan-jalan dan hutan-hutan gundul
kami datang atas pangilan doa sukur juga serpah....menyambut kami
kami tetap menghujam atas titah yang kuasa lalu tergenang hina diladang gersang......
dihamparan pesawahan, dipegunungan
dijalan-jalan dan hutan-hutan gundul
ada yang kembali melejit mengangkasa
ada pula yang merasuk kesetiap pori-pori bumi
diperut bumi kami bersemayam
atau menjelama menjadi pohon yang rindang
atau jadi buah kelangusungan kehidupan,
Kami adalah Air....
Sumpah serapah dan doa dilantunakan untuk kami
dan kami tak Peduli
Karena Ini titah kehidupan kami
Oleh : Ahmad Wiryawan